“Kita harus
melakukan semua upaya untuk melindungi lingkungan. Jika kita tidak
melakukannya, berarti kita membiarkan generasi mendatang menderita dan
mati,“ ujar Maathai suatu
saat di masa hidupnya.
Maathai adalah seorang perempuan kelahiran Kenya. Pada
masa hidupnya, ia aktif dalam memperjuangkan kelestarian
lingkungan, hak-hak wanita dan kehidupan politik yang bebas dari korupsi di Kenya, Afrika. Atas tindakannya yang bisa dibilang
“memberontak” terhadap rezim korup pemerintahan yang berkuasa, tak jarang dalam
kehidupan sehari-harinya Maathai mendapatkan ancaman kematian.
gerakan sabuk hijau: tugu pohon perdamaian |
Bagi Maathai, ancaman tidak pernah menyurutkan langkah dalam mewujudkan cita-citanya yaitu memajukan kehidupan para wanita di
Kenya. Melalui “Green Belt Movement” sebuah
organisasi lingkungan non-pemerintah yang didirikannya, perempuan bernama
lengkap Wangari Muta
Mary Jo Maathai berusaha untuk membebaskan
perempuan Kenya dengan cara melestarikan hutan. Ia melihat
bahwa ada keterkaitan erat antara kehidupan perempuan dengan lingkungan hidup
di Kenya.
Maka tak heran, sebagian besar anggota dari Green Belt Movement berasal dari kalangan perempuan. Bersama para perempuan di
Kenya, Maathai memprakarsai penanaman lebih dari 40 juta pohon untuk menghijaukan kembali di Afrika.
Gerakan menanam dan melindungi pohon ini bisa dikatakan berhasil. Tidak
hanya di Kenya, melainkan negara di sekeliling Kenya juga ikut mengadopsi langkah Maathai. Perempuan yang lahir pada 1 April 1940 silam ini menggagas mengembangkan metode konservasi
lingkungan berbasis komunitas. Pada tahun 2004, maathai diberikan
anugrah Nobel Perdamaian untuk kontribusinya dalam pembangunan
berkelanjutan, demokrasi dan perdamaian.
Atas keberhasilannya melestarikan hutan di Kenya dan Afrika, Warga Kenya menjuluki Maathai sebagai Mama Miti atau “Ibu Pepohonan“. Namun, Maathai belum bisa melihat cucunya dewasa untuk menikmati segarnya pepohonan yang
dilindungi kaum perempuan Kenya, karena pada 25 September 2011 ia menghembuskan nafas terakhirnya pada
usia ke 71 tahun. Ia meninggal karena Kanker yang telah dideritanya selama
beberapa tahun terakhir. Ia telah meninggalkan kita dan masyarakat dunia,
tetapi pemberontakan terhadap kemiskinan dan perusakan lingkungan sangat pantas
menjadi inspirasi hidup kita. Adios Amigos Maathai!
0 komentar:
Posting Komentar